Departemen Riset dan Teknologi
Kekayaan bahari di bidang perikanan sangatlah berlimpah. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), produksi ikan secara nasional mencapai 23,16 juta ton pada 2020. Namun, hal ini merupakan sebuah penurunan dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu, Indonesia terus berinovasi dan mencari cara dalam meningkatkan produksi perikanan nasional. Salah satunya adalah dengan menggunakan program Offshore Aquaculture.
Offshore Aquaculture atau dalam bahasa Indonesia adalah budidaya perikanan lepas pantai merupakan sebuah metode budidaya ikan yang berbeda karena jaraknya yang jauh dari daratan. Hal ini tentunya membutuhkan teknologi yang lebih kompleks dibandingkan budi daya ikan di dekat pantai. Karena melibatkan teknologi yang tinggi, maka berbagai ilmu pengetahuan berkolaborasi di sini. Selain tentang ilmu perikanan, terdapat juga ilmu kelautan, klimatologi, teknik, dan masih banyak lagi.
Seperti yang sudah disebutkan, Offshore Aquaculture membutuhkan teknologi yang lebih memadai dibanding budi daya dekat pantai. Mengapa demikian? Pertama, teknologi keramba yang digunakan bukanlah keramba biasa. Disebabkan letaknya yang berada di tengah laut dan di kedalaman yang cukup dalam (15 meter dibawah permukaan laut), maka keramba harus tahan terhadap goncangan ombak, suhu, dan tekanan yang jauh berbeda dengan kondisi dekat pantai. Kedua, terdapat juga sebuah bangunan untuk mengawasi budi daya di sana, salah satunya adalah bangunan untuk memberi makan ikan budi daya. Ketiga, untuk mencapai tempat budi daya di tengah laut, tentunya membutuhkan transportasi berupa kapal, bisa berupa Working Vessel atau Support Vessel.
Pada saat ini, banyaknya yang berani untuk terjun ke dalam bisnis ini adalah perusahaan-perusahaan besar. Sangat jarang nelayan Indonesia yang berani terjun ke bisnis ini. Oleh karena itu, dukungan pemerintah sangatlah dibutuhkan untuk membantu para nelayan berkembang dan meningkatkan produksi sektor perikanan secara masif. Saat ini, pengembangan sektor budi daya lepas pantai yang paling berkembang adalah norwegia dan pemerintah kepada negara tersebut. Selain itu, para mahasiswa juga dapat memulai menuangkan idenya dalam pengembangan sektor ini, khususnya mahasiswa Fakultas Teknologi Kelautan ITS.